Wednesday, January 31, 2018

04-Question

04-Question

...In a dream it would seem
I went to those who close the open door
Turning the key I sat and spoke to those
Inside of me...


Lagu Question dari Manfred Mann memecah kesunyian malam di jam 02:00 dini hari ini, aku terjaga di malam ini dan ingatanku secara langsung melayang ke vania. Bayangannya membangunkanku di tengah sunyi malam ini dan membuat aku duduk di tepi tempat tidur dengan tatapan kosong...Vania aku sangat merindukan kamu malam ini...kucoba untuk kembali memejamkan mata tetapi tidak bisa rupanya, akhirnya kubiarkan lagu question terdengar di walkmanku hingga melemahkan mataku untuk terpejam kembali berharap bertemu didalam mimpi dengan sesorang yang aku inginkan malam ini.

Tidak ada satu pagipun yang terlewatkan untuk aku dan vania saling bertelpon, perubahan sikapku seperti orang bodoh yang berdiam diri disamping pesawat telepon setiap pagi pukul 10:00 menunggu telepon dari vania.

Seakan akan tidak ada habisnya pembicaraan yang kita bahas, dan saat inipun aku bingung dan tidak tahu bagaimana kami berdua tidak bosan bosannya ngobrol di telepon hingga berjam jam lamanya dan aku yang selalu menjadi penjaga telepon dirumah setiap pagi, 25 tahun kemudian aku baru tahu bahwa vania melakukan hal yang sama seperti apa yang aku lakukan juga.

Vania adalah wanita cerdas dan pintar hal tersebut yang menjadi daya tarik lebih diantara wanita wanita cantik lainnya. Vania selalu mendapatkan nilai diatas 8 saat ulangan, terutama pelajaran pelajaran sulit seperti kimia dan fisika, dimana aku menjadi pecundang untuk pelajaran tersebut.

"dio..main catur jawa yuk..." vania mengajaku untuk melakukan permainan catur jawa, mungkin kalian yang lahir diatas tahun 1990 tidak pernah mengenal permainan ini.

Jam istirahat tersebut seluruh siswa keluar untuk istirahat sementara aku dan vania lebih suka menghabiskan di dalam kelas.

"kamu...kala lagi diooooo...ayo kita main sekali lagi nih..kamu harus bisa menang yahh" vania meledekku karena memang aku tidak pernah menang dalam permainan ini.

Tiba tiba satu hal yang membuat jantungku berdegup kencang dan aku menjadi sulit mengatur nafas, Vania meletakkan kepalanya di bahu kiriku. Aku kaget dan sekaligus senang..karena kalian perlu tahu seumur hidupku baru kali ini ada seorang wanita yang merebahkan kepalanya di bahuku dan wanita itu adalah vania, seorang wanita yang menjadikan aku pemuja rahasia sejatinya.

Dalam benaku terus berputar dan bertanya seperti lagu Question yang aku dengarkan tadi malam , apakah dia merasa nyaman bersama aku? Apakah dia menyukai aku?Apakah aku ada kesempatan untuk menjadi pilihan hatinya? Ah kutepis semua pertanyaan pertanyaan konyol itu...hati kecilku langsung membantah pertanyaan pertanyaan liar itu..

"Dioo..mana mungkin gadis secantuk vania mau sama kamu?" hati kecilku menyuarakan sekaligus menjatuhkan khayalan indah yang sedang aku nikmati saat ini.

"Vania..yuk ke kantin ikut kita..." tiba tiba yossi dan kawan kawannya membuyarkan lamunanku dan mengagetkan vania yang sedang bersandar di bahuku.

"Ayo...dio..aku ke kantin dulu yah...kamu belajar terus supaya bisa menang lawan aku hi hi..hi.." Vania tersenyum manis sambil meninggalkan aku.

Aku menarik nafas dan tidak percaya apa saja yang baru terjadi 5 menit yang lalu namun hati kecilku aku selalu menyanggah dan bayang bayang ketakutan bahwa perlakukan vania kepadaku adalah hanya sebatas teman, menjadikan aku seperti laki laki yang tidak memiliki keberanian.

"Dio..pulang sekolah ikut gue yahh..." Muladi dengan datang dengan raut muka yang serius.
"Ngapain?" Tanyaku malas malasan.
"Pokoknya ikut aja deh...ada cewek manis dio...gue tadi lihat di musholla,,nanti pulang ayo kita selidiki" Muladi dengan gayanya yang khas mencoba untuk membujukku.

Muladi memang sangat PD dalam hal perburuan wanita, kali ini ada sasaran baru yang akan dia buru entah siapa lagi. Satu hal yang aku salut dari muladi adalah dia tidak pantang mundur dalam melakukan pendekatan walaupun yang didekati dari mulai cara halus sampai cara kasar menolaknya.

Oh ya satu hal lagi yang perlu kalian tahu..muladi ini tergolong cowok yang sentimentil. Kalian perlu tahu bahwa muladi pernah menangis bercucuran air mata waktu nonton film Rhoma Irama. Muladi langsung terisak menangis ketika adegan rhoma irama yang memiliki pacar tiba tiba mengalami kebutaan dan pacarnya tersebut ternyata berselingkuh dengan temannya didepan Bang Rhoma yang buta..adegan ini yang membuat muladi menangis meraung raung dan aku tertawa terbahak bahak. Dua sisi yang berlawanan.

"Itu tuh anaknya dio..."Bisik muladi sambil mengintip dari tembok disamping pintu keluar sekolah.

"Yang mana??" Tanyaku agak keras.

"Ssstttt...Itu tuh...yang pake tas abu abu..yang pipinya kemerahan" Muladi menunjuk ke arah dua orang cewek yang sedang berjalan menuruni tangga.

"Oooooo....lo udah kenalan belon?" tanyaku ke muladi

"Yah belum lah ini juga kan baru penyelidikan" Ujarnya

"Jadi gimana nih sekarang..rencananya?" aku bertanya ke muladi yang sedang berfikir strategi apa untuk bisa berkenalan dengan gadis itu.

"Gini dio..nanti kan dia itu nunggu metromini didepan gereja..nah kita naik duluan dari pertigaan sebelum gereja..jadi kan kesannya kita ga ikutin.."Muladi berbisik penuh siasat.

"Ya udah ayo deh.." Kataku sambil berjalan duluan dengan rasa pesimis karena yang aku tahu strategi yang dilakukan muladi 90% gagal dan 10% sisanya tidak jadi dilakukan.

AKu dan muladi akhirnya naik metromini itu duluan, selang seratus meter kulihat dua cewek gebetan muladi itu juga menunggu metromini yang kami tumpangi dan berharap untuk naik. Metromini berjalan seakan akan dengan gerakan slow motion melewati 2 orang itu..pelan dan pelan sekali..tapiiiiiiii..ternyata.....2 cewek itu tetap berdiri di tempatnya dan tidak naik ke metromini kami.

"Mul..mul..gimana ini???" Bisikku ke muladi. Muladi tetap membisu menatap ke belakang dengan senyuman penuh arti dan tatapan mata yang tajam.

"Mul.." Sambil aku injak kakinya.

"Iya..apaan sihhh !" katanya rada kesal.

"Lha itu kenapa mereka tidak naik..lo cuma bengong aja "

"hahhh...iya yahhh.." Muladi tersentak sedikit kaget karena rencananya gagal.

"waduhh gimana ini...kita udah kejauhan...kiri kiri.."teriakku sambil mengetuk atap metromini

Akhirnya kita turun di jalan dan harus berjalan kaki kembali sekitar 1 Km. Sungguh strategi yang sangat brilian sekali dari muladi.Cukup sukses membuat kaki menjadi lecet

Esoknya aku baru dapat informasi dari Muladi bahwa gadis itu bernama Riska dia anak kelas I-7, pindahan dari bandung,oh pantas saja aku tidak familiar dengan nama dan wajahnya, padahal aku kan pengagum rahasia dan pasti aku tahu siapa siapa saja namanya.

Semenjak kejadian itu Muladi mendadak menjadi Puitis sekali..sering dia menuliskan kata kata yang mungkin saja kalo gadis yang membacanya akan jatuh hati dengan syarat tidak bertemu muladi terlebih dahulu kalau tidak pasti akan trauma.

Kalian harus tahu, dibalik sikapku yang pendiam dan tertutup aku adalah orang yang sangat piawai menulis kata kata cinta..kata kata puitis aku telah menulis banyak puisi untuk vania. Nanti akan aku tunjukan ke kalian. bagaimana dasyahtnya kata kata puitis yang aku tulis.

Malam ini begitu sepi..sudah 2 hari aku tidak telponan dengan vania. Sepi sunyi senyap..Vania kamu dimana? hatiku berkata lirih..lirih sekali..





Aku disini mencoba untuk sebentar saja memejamkan mata ini...
Berharap untuk dapat melihatmu..walau kamu yang disana tak akan dapat melihatku
Berharap untuk dapat bertemu kamu dalam mimpi..
Mimpi yang selalu aku tunggu disaat aku terjaga
Mimpi yang tidak ingin aku akhiri

Untuk kamu yang terlalu hebat menguasai hati ini
Untuk kamu yang membuat aku selalu bertahan diantara kesepian ini
Selamat Malam Vania..malam ini akan terasa panjang tanpa kamu

Jakarta,17 Desember 1991















 

0 comments:

Post a Comment